Pentingnya Mempelajari Bahasa Arab
Al-Qur’an, kitab suci kita.
Betapa banyak keistimewaannya. Betapa pentingnya kita sebagai kaum muslimin
untuk mempelajarinya. Begitu pentingnya al-Qur’an bagi kaum muslimin, sehingga
jutaan kaum muslimin berbondong-bondong untuk berusaha mempelajarinya;
mempelajari cara membaca, menghafal, atau merenungi kandungan makna-maknanya.
Bahkan, betapa banyak orang kafir mendapatkan hidayah dan masuk Islam hanya
dengan mendengarkan bacaan al-Qur’an! Subhanallah!
Kitab suci umat Islam ini
diturunkan dalam bahasa Arab. Allah l berfirman,
“Dan demikianlah Kami
menurunkan al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan berkali-kali
di dalamnya sebagian dari ancaman agar mereka bertakwa atau (agar) al-Qur’an
itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (Thaha: 113)
“(Ialah)
al-Qur’an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya
mereka bertakwa.” (az-Zumar: 28)
Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa
Arab menjadi bahasa yang sangat penting di dunia ini. Dari pemaparan tentang
keutamaan al-Qur’an di atas, sudah sepantasnya kita sebagai kaum muslimin
mempelajari bahasa Arab. Dengan mempelajari bahasa Arab diharapkan seorang
muslim dapat memahami kandungan kitab sucinya dan lebih mencintainya. Lebih
dari itu, diharapkan seorang muslim mendapatkan istiqamah dan teguh di atas
agamanya. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin t menyebutkan bahwa
bahasa Arab, terkhusus ilmu nahwu (salah satu cabang ilmu bahasa Arab),
akan mengantarkan seseorang kepada dua hal:
1.
Memahami al-Qur’an dan sunnah Rasulullah dan dengan
benar.
2.
Meluruskan lisan dalam berbahasa Arab.
Nabi kita,
Muhammad n yang merupakan rasul yang terakhir—tidak ada nabi
setelahnya—adalah seorang dari bangsa Arab. Beliau dan menyebarkan agama
Islam ini dengan lisan beliau, yaitu lisan (perkataan) Arab. Jadi, bukan hanya
al-Qur’an (perkataan Allah) yang menggunakan bahasa Arab, melainkan sunnah Rasulullah n pun
demikian.
Keduanya adalah sumber rujukan
ilmiah bagi umat Islam dalam agama ini. Kaum muslimin wajib berpegang teguh
pada keduanya dalam kehidupan agar tidak tersesat. Ternyata, keduanya juga
menggunakan bahasa Arab. Jadi, tidak diragukan lagi bahwa bahasa Arab adalah
bahasa yang sangat penting untuk dipelajari oleh kaum muslimin yang
menginginkan keselamatan di dunia dan akhirat. Seorang muslim akan menjadi
jelas identitasnya, bangga dengan agamanya, cinta dengan kitab suci dan
rasulnya, sehingga akan terbedakan dengan orang-orang yang kafir kepada
Allah l. Agama, adat istiadat, akhlak, perilaku, dan bahasanya berbeda
dengan orang-orang kafir.
Musuh-musuh Islam dari kalangan
orang-orang kafir, atheis, dan komunis, berusaha keras memalingkan dan
menjauhkan kaum muslimin, terkhusus generasi mudanya, dari syiar-syiar agama
Islam. Mereka membuat opini bahwa bahasa Arab dan syiar-syiar agama Islam
lainnya adalah kehinaan, kerendahan, sebab kemunduran, dan sebagainya.
Tujuannya, agar kaum muslimin malu (baca: minder) untuk menampakkan
identitasnya sebagai muslim atau muslimah. Na’udzu billahi min dzalik!
Sebaliknya, mereka sangat bangga ketika menampakkan syiar-syiar dan adat
kebiasaan orang-orang kafir, baik berupa tingkah laku maupun bahasa mereka.
Mereka pun terkena jerat orang-orang kafir dengan beranggapan bahwa semua hal
itu adalah kemajuan, kemodernan, dan pantas dibanggakan. Padahal
Rasulullah n telah memperingatkan hal ini. Dengan tegas
beliau n menyatakan dalam sebuah hadits dari Abdullah ibnu Umar a,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa meniru-niru
suatu kaum, dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud no. 4031,
dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani)
Ini adalah musibah besar bagi
seorang muslim. Lebih menyedihkan lagi, musibah besar ini terjadi pada
agamanya. Kita berlindung kepada Allah l dari musibah yang menimpa
agama kita.
Di antara alasan pentingnya kita
mempelajari bahasa Arab adalah kita tidak mudah ditipu oleh musuh-musuh Islam.
Di samping itu, kita bisa membantah kerancuan yang dibuat oleh orang-orang
munafik yang ingin menghancurkan dan merusak Islam dari dalam. Mereka membuat
keraguan pada agama Islam ini dengan memutarbalikkan ayat al-Qur’an atau
mengubahnya. Mereka juga melakukannya pada sunnah Rasulullah n. Intinya,
dengan memanipulasi kaidah-kaidah bahasa Arab, mereka berusaha membuat keraguan
dengan mencari hal-hal yang mereka anggap sebagai “titik lemah” dalam agama
ini, karena al-Qur’an dan sunnah Rasulullah n menggunakan bahasa Arab.
Jadi, dengan mengerti bahasa Arab, seorang muslim akan kokoh di atas agamanya,
tidak mudah dibelokkan, bahkan dia bisa menjelma menjadi pejuang yang
mempertahankan kemurnian agamanya.
Komentar
Posting Komentar