BUDAYA MEMBUANG SAMPAH

Masalah kerusakan lingkungan terutama akibat membuang sampah sembarangan menjadi masalah budaya yang kecil, tapi berdampak besar bagi bangsa Indonesia. Pengertian sampah, dampak atau bahaya serta cara-cara penanggulangannya dapat digambarkan pada hasil penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan serta pengamatan dilapangan yang mencangkup lingkungan sekitar dan peristiwa yang ada di kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggambarkan fenomena kerusakan lingkungan akibat sampah serta bahaya sampah jangka panjang terhadap kualitas lingkungn hidup. Dalam penelitian ini juga diulas cara penanggulangan sampah, prinsip produksi, budaya buang sampah.
Hal pertama yang diulas dalam penelitian ini adalah pengertian sampah, kemudian dibahas tentang dampak sampah bagi manusia dan lingkungan, lalu menghusus pada bahaya sampah plastik bagi kesehatan lingkungan dimana sampah plastik merupakan sampah anorganik yang sulit diuraikan secara alami serta memiliki kandungan logam berat yang berbahaya bagi lingkungan. Dalam menanggapi bahaya tersebut diulas juga cara penanggulangan sampah yaitu dengan teknologi pembakaran yang terkontrol dengan menggunakan incinerator dan dalam hal ini juga membahas cara menghilangkan budaya membuang sampah sembarangan Disamping itu juga diulas cara penanggulangan sampah dengan memperhitungkan prinsip-prinsip produksi, di dalam hal in juga membahas tentang maanfaat sampah, bahwa sampah itu bukan tidak berguna, sampah dapt dijadikan sebagai energy listrik dan biogas.
Kata kunci : masalah sampah , budaya pembuangan sampah.
Salah satu penyebab rusaknya lingkungan pada saat ini adalah  suatu kebiasaan yang kecil tapi berdampak besar bagi suatu lingkungan adalah suatu budaya membuang sampah.sampah yang tidak bisa diolah yaitu sampah plastik. Karena dalam hal ini sampah plastic tidak bisa diuraikan oleh organisme dan melekat pada tanah. Dalam hal ini plastik mengandung banyak kandungan bahan kimia,banyak darinya yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan. Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain. Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita. Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.
Racun dari sampah Saat ini sampah telah banyak berubah. Setengah abad yang lalu masyarakat belum banyak mengenal plastik. Mereka lebih banyak menggunakan berbagai jenis bahan organis. Di awal dasawarsa 1980, orang masih menggunakan tas belanja dan membungkus daging dengan daun jati. Sedangkan sekarang kita berhadapan dengan sampah-sampah jenis baru, khususnya berbagai jenis plastik. Sifat plastik dan bahan organis sangat berbeda. Bahan organis mengandung bahan-bahan alami yang bisa diuraikan oleh alam dengan berbagai cara, bahkan hasil penguraiannya berguna untuk berbagai aspek kehidupan. Sampah plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan logam berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor. Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar. Penguraian plastik akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman. Sedangkan pembakaran plastik menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya di dunia, yaitu Dioksin. Dioksin adalah salah satu dari sedikit bahan kimia yang telah diteliti secara intensif dan telah dipastikan menimbulkan Kanker. Bahaya dioksin sering disejajarkan dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh dunia. Selain dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang terkandung di dalam plastik.
Melihat bgitu banyak dampak buruk sampah sehingga muncul pertanyaan tentang. Apakah yang di maksud dengan sampah? Bagaimana dampak sampah bagi manusia dan lingkungan? Bagaimana cara mencegah budaya mebuang sampah sembarangan ? Bagaimana cara mengurangi sampah? Apa ada manfaat sampah bagi manusia ? Dengan adanya pertanyaan tersebut maka dapat dirumuskan beberapa tujuan yaitu. Untuk  mengetahui apa yang di maksud dengan sampah.Untuk mengetahui dampak sampah bagi kehidupan. Untuk mengetahui bahaya sampah bagi kesehatan dan lingkungan. Untuk mengetahui cara menanggulangi sampah. Untuk  mengetahui pengertian prinsip
Pengertian sampah
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Selanjutnya yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sementara menurut Slamet (2002), sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
            Tim Penulis Penebar Swadaya dalam (Salipadang, 2011:6) menyatakan bahwa sampah adalah “suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” Menurut Tandjung dalam (Alex, 2012:3) sampah merupakan “sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula.(Alex,2012:4) menyimpulkan bahwa sampah adalah “barang yang tidak berharga, tidak memiliki nilai ekonomis, tidak berguna dan barang yang sudah tidak diinginkan lagi.
            Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sampah adalah material sisa yang dibuang karena material tersebut dianggap tidak berharga sehingga tidak digunakan lagi. Dalam hal ini sampah juga dapat di bagi-bagi menjagi sampah Cair, sampah alam, sampah manusia.Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah cair dapat dibedakan menjadi limbah hitam dan limbah rumah tangga. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar dating dari aktivitas industry (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambanganmanufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
  Sampah manusia adalah Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air. Dalam hal ini sampah manusia tidak berdampak berbahaya bagi lingkungan, justru berdampak menyuburkan tanah, karena tidak mengandung zat kimia yang berbahaya.
Sampah alam adalah Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daundaun kering di hutan yang terurai  menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman. Samapah alam menjadi bahan yang sangat bagus pupuk untuk tanaman dan menyuburkan tanah karena mengandung humus.
Berdasarkan sifatnya sampah dibedaka menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan. Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan Activator Kompos seperti Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism) atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan lahan). Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik. Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.
Selain itu juga ada sampah yang bersifat berbahaya yaitu sampah nuklir, sampah industri, sampah pertambangan. Sampah ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan alam sekitar, karena mengandung banyak zat kimia dan zat berbahaya, jika kita membuang sampah ke sungai, populasi sungai akan rusak dan tidak ada lagi hewan yang hidup disungai tersebut. Jika kita hanya membuang sampah tersebut di tong sampah akan berdampak pada opulasi udara dan juga semua manusia yang menghirup oksigen. Dan kita sebagai manusia yang mempunyai pemikiran yang luas maka kita harus berpikir orang di sekitar kita dan alam di sekitar kita, jika tidak ada alam ini kita sebagai manusia tidak akan bisa hidup dan perusahan-perusahan juga memerlukan bahan-bahan dari alam, maka dari itu kita harus menjada alam ini dengan baik dan benar supaya kita diberikan dampak yang baik bagi alam, sehingga dunia ini tidak hancur.
Dampak menumpuknya sampah dalam lingkungan
Dampak sampah itu ada banyak yaitu, dampak terhadap kesehatan, pada lingkungan, pada social dan ekonomi. Adapun dampak dari kesehatan yaitu Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Pencemaran pada lingkungan yaitu Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya. Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya. Dan  pencemaran pada udara yaitu padatnya jalan raya menyebabkan gangguan pada udara karena banyak asap atau polusi yang disebabkan oleh kendaraan sepeda motor yang mengandung karbondioksida dan monoksida. Dan tidak kendaraan saja yang dapat mencemarkan udara tetapi penumpukan tempat pembuangan sampah yang tidak diangkut atau diolah, dan juga kotoran sapi yang terlalu banyak yang mengandung gas metana yang dapat merusak ozon. Adapun juga pencemaran pada air yaitu Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya.
Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.Pencemaran pada keadaan social dan ekonomi yaitu  Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang buruk Karena sampah bertebaran dimana-mana. Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan yaitu  Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

Komentar